News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Makrifat Lalat Hikmah Agung Dari Makhluk Yang Diremehkan

Makrifat Lalat Hikmah Agung Dari Makhluk Yang Diremehkan

Lalat adalah makhluk yang sering kita usir tanpa pernah kita dengarkan pesannya. Ia kecil, dianggap hina, hinggap di tempat yang kita jauhi, dan tetap hidup meski dicela oleh pandangan. Namun para arif belajar bukan dari apa yang indah semata, melainkan dari apa pun yang Allah ciptakan. Lalat tidak memilih takdirnya. Ia lahir sebagai lalat, tidak bermimpi menjadi kupu-kupu, tidak menyesali sayapnya yang kasar atau dengungnya yang mengganggu. 

Ia menerima bentuknya sepenuh hati, lalu menjalani hidup sesuai perintah sunyi Tuhannya. Di mana ada sisa, ia datang. Di mana ada bau, ia hadir. Bukan karena ia kotor, melainkan karena itulah wilayah amanahnya. Apa yang jijik bagi manusia adalah ladang tugas bagi lalat. Di situ hakikat pertama terbuka: Allah membagi peran, bukan derajat. Yang tampak rendah di matamu belum tentu rendah di hadapan-Nya. Lalat mengajarkan tentang ketergantungan.

Ia tidak menimbun, tidak menyimpan, hidupnya bergantung pada apa yang tersedia hari ini. Jika ada rezeki, ia hidup. Jika tidak, ia mati. Tanpa cemas akan esok. Tanpa rencana panjang. Tanpa ilusi kendali. Bukankah ini hakikat tawakal yang sering kita ucapkan namun jarang kita hidupi? Ketika lalat hinggap di tanganmu, ia tidak tahu bahwa engkau jijik. Ia tidak tahu tentang harga diri, tentang status, tentang gengsi. Ia hanya tahu satu hal: di sana ada kehidupan. 

Manusia justru sering mati karena terlalu sibuk menjaga martabat semu, hingga lupa menjaga nyawa batin. Hakikat lalat juga tentang kerendahan. Ia selalu dekat tanah, dekat sisa, dekat buangan. Sedangkan manusia ingin selalu di atas, ingin bersih di mata sesama, namun lalai membersihkan hati. Padahal jalan pulang kepada Allah sering dimulai dari hal-hal yang kita buang. Dan dengung lalat— itu bukan kebisingan tanpa makna. Ia seperti dzikir kecil yang tak dipedulikan telinga dunia. Terus berulang, terus setia, tanpa berharap dipuji. 

Tanpa ingin didengar. Berapa banyak manusia beribadah namun masih menuntut pengakuan? Berapa banyak amal yang mati karena ingin terlihat? Lalat tidak peduli dicintai atau dibenci. Ia hanya patuh pada kodrat. Dan dalam kepatuhan itulah ia selamat sebagai lalat. Di hadapan hakikat ini, kita belajar merendah. Bahwa mungkin yang membuat kita jauh dari Allah bukan karena dosa besar, melainkan karena merasa terlalu suci untuk belajar dari makhluk yang kita remehkan. 

Sebab siapa yang menolak hikmah karena pembawanya tampak hina, sesungguhnya sedang menutup pintu hakikat dengan tangannya sendiri. Maka jika suatu hari lalat hinggap di hadapanmu, jangan hanya mengusirnya. Diamlah sejenak. Biarkan hatimu bertanya: "Sudahkah aku setulus lalat dalam menerima takdirku, dan setia menjalani peranku tanpa banyak tuntutan kepada Tuhan?" #Tafakur #NgajiDiri #NgajiRasa #Hikmah #MakrifatLalat kakjaz

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar