KEMISKINAN BUKAN SKENARIO TUHAN MELAINKAN SKENARIO KEKUASAAN
DPR terima dana reses Rp 702 juta per orang, diberikan 4-5 kali pertahun.Ini bukti kemiskinan bukan takdir Tuhan melainkan karena kekuasaan.
Jika kemiskinan adalah takdir tuhan, Mengapa Ia hanya menimpa rakyat kecil ?
Sementara para pejabat negeri hidupnya bergelimang harta dalam kemewahan?
Berbagai kasus korupsi, anggaran negara yang memperkaya pejabat, hingga pajak mencekik rakyat, adalah bukti bahwa KEMISKINAN BUKAN SKENARIO TUHAN MELAINKAN SKENARIO KEKUASAAN.
Berbagai doktrin pun dilakukan penguasa merusak mindset masyarakat agar tetap diam dan tenang dalam kemiskinan bahkan dengan embel – embel agama “ TIDAK APA-APA MISKIN SEDIKIT HARTA ASAL HALAL DARIPADA BANYAK HARTA TAPI HARAM”
“TIDAK APA-APA MISKIN ASAL MASUK SYURGA DARIPADA KAYA MASUK NERAKA”
Padahal masuk syurga butuh amal, sedangkan miskin bikin susah beramal , ya TIDAK?
Agama sejatinya jalan keselamatan, keberlimpahan dan kesejateraan, malah diperalat penguasa, para penjilat hanya untuk menghibur orang miskin agar tidak memberontak. Dengan ajaran seolah-olah kemiskinan adalah takdir Tuhan.
Sementara kekayaan negara dirampok oleh para penguasanya yang keji, rakus tanpa peduli sedikitpun kepada rakyatnya.
Rakyat dibuat makin bodoh, perhatiannya dialihkan agar tidak peduli dengan isu politik, social yang berkembang. Banyak pejabat hanya modal uang dan ketenaran.
Berita dipenuhi gossip, propaganda sedangkan fakta korupsi, ketidakadilan, ketimpangan hampir saja hilang begitu saja.
Masyarakat dibuat tertawa, terhibur hingga lupa bahwa banyak persoalan penting bangsa justru terkubur.
Benar kata Tuhan, “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah nasib mereka sendiri”
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
YANG MEMPERSULIT HIDUP KITA BUKAN TUHAN MELAINKAN PENGUASA YANG MENGINGKARI TUHAN.
Jika kita hidup dinegeri yang kaya, tapi ternyata kita masih miskin
Maka itu bukan sebuah takdir dari Tuhan melainkan negara sedang menghina Tuhan.
Kekuasaan seringkali mempertahankan kemiskina demi kepentingan pribadi
Saat kita berhenti percaya bahwa kemiskinan adalah takdir maka saat itu juga kemiskina itu berakhir. Cara berpikir yang sama tentang bangsa hanya akan menciptakan nasib yang sama. Maka untuk mengubah nasib anda ubahlah cara berpikir anda tentang bangsa. (jazuli)
Posting Komentar