SEJARAH MANIPULASI : SAAT MANUSIA BELAJAR MEMAINKAN KEBENARAN, DARI SITULAH MANIPULASI DIMULAI
Saat manusia belajar memainkan kebenaran, disitulah manipulasi dimulai....
Mari disimak. Pada awal kehidupan, manusia belajar untuk bertahan hidup. Ia mengejar makan, mencari api, dan mengenal rasa takut. Namun, saat kekuatan otot tak lagi cukup, maka manusia menemukan alat yang lebih dahsyat, Dia adalah KEMAMPUAN UNTUK MEYAKINKAN.
Dari sini dimulai, sesuatu yang pelan tapi mematikan itulah yang disebut Manipulasi.
Awalnya sederhana,
- Seorang anak menangis bukan karena tersakiti atau dari jatuh tapi agar diberikan uang jajan oleh orang tuanya.
- Anak gadis yang berbohong bahwa ia sedang ikut les atau private padahal ia pergi berkencan dengan kekasihnya.
- Anak lelaki yang sedang menelpon orang tuanya ia mengaku sedang belajar padahal, bolos sekolah.
- Bahkan seseorang yang sudah jatuh cinta, berjanji akan berubah, akan setia dll, padahal ia hanya sedang menyusun rencana. Heheheh
Kita semua tahu bahwa bahwa kebenaran bisa disusun sedangkan kebohongan bisa diberi pita alias jalan yang mulus. Sampai sini paham ?
Ok kita lanjut, Jadi manipulasi tumbuh bukan dari kejahatan besar tetapi juga muncul dicelah-celah kecil keinginan untuk bisa mengendalikan. Lama kelamaan menjadi bahasa dan budaya dan pernahkah kamu mendengar bahasa ini : bersikaplah manis meskipun niatmu getir !
Nah, mari kita flashback kembali oara pemimpin - pemimpin atau raja-raja kuno. Manipulasi menjadi menjadi seni politik.
Pernah dengar kalimat ini " JANGAN KATAKAN KEBENARAN TAPI BUATALAH MEREKA MENCINTAI ILUSI" .
Maka lahirlah Propaganda, lahirlah sistem Kasta, lahirlah hukum ditulis bukan untuk melindungi tapi untuk mengatur siapa yang boleh bicara dan siapa yang harus diam.
Manipulasi tidak pernah teriak, namun ia berbisik.
Manipulasi tidak pernah memukul tapi mencekik leher dengan kata-kata. "Mau kamu sudah Gak mau ya udah !
Sejarah Manipulasi adalah sejarah tentang bagaimana kebenaran dibungkus dalam wajah ramah, suara lembut, dalam cinta katanya tulus padahal menuntut.
Hari ini manipulasi tidak akan pernah punah selagi ada cahaya, Manipulasi hanya berganti baju dari panggung politik ke panggung keluarga dari tokoh budaya ke tokoh agama, dari ruang rapat ke birokrasi sesat.
Dan kita semua pernah menjadi bagian ini, entah sebagai pelaku, atau sebagai korban atau sebagai penonton yang pura-pura tidak tahu.
Salam saya : jazuli/logikatherapy
Posting Komentar