Sentuhan yang Berbicara Lebih dari Seribu Kata
Ada bahasa yang hanya bisa dipahami oleh kulit—bisikan halus yang mengalir di antara pori-pori, pesan rahasia yang merambat melalui garis-garis tangan.
Sentuhan, barangkali, adalah aksara pertama yang pernah diciptakan manusia. Sebelum bibir mengenal kata, sebelum suara menemukan makna, jemari telah lebih dulu bercerita.
Saat kau menyentuhku, waktu berhenti sejenak. Ada jeda yang tak terlihat, tapi terasa. Seperti angin yang menyingkap tirai di pagi hari, seperti desir ombak yang mencium pasir tanpa lelah.
Dalam jemarimu, aku menemukan sajak yang belum selesai, sebaris rindu yang tak membutuhkan tinta.
Genggamanmu di jemariku bukan sekadar pertemuan dua tangan, tetapi dua hati yang saling memahami tanpa perlu suara.
Dalam dekapmu, aku belajar bahwa ada rumah yang tidak memiliki alamat, hanya dada yang bersedia menjadi pelabuhan.
Kadang-kadang, ketika kau menyusuri pipiku dengan lembut, aku tahu itu adalah caramu mengatakan, "Aku di sini."
Ketika kau menyelipkan jemarimu di rambutku dengan perlahan, aku mengerti itu adalah sajak yang kau bisikkan tanpa suara.
Dan ketika kau memelukku erat, lebih erat dari biasanya, aku tahu, di antara seluruh kata yang bisa kau ucapkan, itu adalah "Aku mencintaimu" yang paling jujur.
Bye mico
Posting Komentar