KETIKA HADIRMU MENJADI PUISI DALAM HATI
Diselembar sunyi, aku menemukan namamu, terukir lembut disela bait syair membentuk senyummu.
Seperti angin yang membisikkan rahasia malam, kau datang pada daun-daun yang tak mampu kugenggam.
Aku menulismu, dalam bahasa yang tak pernah terbaca, setiap huruf adalah lukisan rindu yang pernah ada.
Kujadikan namamu sebagai mantra,
diantara waktu yang enggan saling menyapa.
Namamu, adalah bait-bait indah yang tak selesai, seperti hujan yang berlabuh dengan segala badai.
Namun, ku tak henti mencari makna di balik kehadiranmu, meski kutahu kita takkan lagi bertemu.
Hingga akhirnya, kau menjadi puisi paling sunyi, yang kubaca hanya dengan keheningan hati.
Seperti hujan yang menyapa pohon mati,
dengan harapan, kau membaca puisiku suatu hari nanti. (Penasujinun)
Posting Komentar